Selasa, 13 Januari 2015

Ilmu Sosial Dasar (Tugas 1) Bab 8

BAB VIII
PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

1.     PERBEDAAN KEPENTINGAN

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Dengan berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kepentingannya, maka kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh individu di dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan manifestasi pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Pada umumnya secara psikologis di kenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan social/psikologis. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, perbedaan individu dalam hal kepentingannya.

Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :

1.     Kepentingan individu untuk memperoleh kasih saying
2.     Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
3.     Kepentingan untuk memperoleh penghargaan yang sama
4.     Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
5.     Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
6.     Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Kenyataan-kenyataan seperti itu menunjukan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang merupakan konsensus dari berbagai subideologi yang akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Kenyataan seperti itu di sebabkan oleh cara pandang yang berbeda antara pemerintah/penguasa sebagai pemegang kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
Jika lebih terperinci kita melihat pola hubungan antara berbagai kelompok kepentingan sesuai dengan kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat, maka akan tampak lagi adanya konflik di antara mereka yang di sebabkan karena cara pandang mereka yang berbeda tentang suatu masalah. Katakanlah tentang peranan kelompok sosial dalam pembangunan negara, katakanlah tentang peranan kelompok sosial dalam pembangunan negara, tentu saja kelompok agama, kelompok sosial, ahli ahli ekonomi, para hartawan dll akan melihatnya dari sudut kepentingan masing masing kelompok tersebut. Jika kita lihat lebih detail lagi, kita perhatikan pola hubungan dalam suatu kelompok, kita akan menemui adanya konflik intern yang di sebabkan karena perbedaan kepentingan masing masing individu dalam kelompok itu atau sebagai akibat heterogenitas suatu kelompok.
2.     PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETINOSENTRISME
a.      Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan perkembangan dan bahan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjalar, melibatkan sepuluh orang, golongan atau wilayah di sertai tindakan tindakan kekerasan dan destruktif yang merugikan. Prasangka mempunyai dasar pribadi, di mana setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Kerugiannya prasangka melalui hubungan pribadi akan menjalar, bahkan melembaga( turun temurun) sehingga tidak heran kalau prasangka ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendikiawan, sarjana, pemimpin atau negara. Jadi prasangka dasarnya pribadi dan di miliki bersama.
Suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak diskriminatif terhadap ras yang di prasangkanya. Tetapi dapat pula yang bertindak diskriminatif tanpa di dasari prasangka, dan sebaliknya seorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif. Perbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminatif adalah bahwa prasangka menunjukan pada aspek sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan.
Prasangka ini sebagian besar sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri( tidak berdasarkan pengalaman sendiri ), karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain atau di oper dari milieu di mana orang menetap. Gradasi prasangka menunjukan adanya distansi sosial antara ingroup dan outgroup. Dengan kata lain, tingkat prasangka itu menumbuhkan jarak sosial tertentu di antara anggota kelompok sendiri dengan anggota-anggota kelompok luar dengan kata lain adanya diskriminatif antar kelompok.
Dalam kehidupan sehari hari prasangka ini banyak di muati emosi emosi atau undur efektif yang kuat. Jika prasangka itu di sertai agresivitas dan rasa permusuhan semuanya tidak bisa di salurkan secara wajar, biasanya orang yang bersangkutan lalu mencari obyek “ kambing hitam “ yaitu suatu obyek untuk melampiaskan segenap frustasi dan rasa rasa negative. Kambing hitam itu biasanya berwujud individu atau kelompok sosial yang lemah, golongan minoritas, anggota kelompok luar ras lain atau suatu bangsa tertentu. Dengan kata lain mencoba untuk mendiskriminasikan pihak pihak lain yang belum tentu pihak pihak tersebut bersalah.


b.     PERBEDAAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
Tidak sedikit orang orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang orang yang lebih sukar untuk berprasangka. Tampaknya kepribadian dan integelensia, juga faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka. Namun demikian belum jelas benar ciri cirri kepribadian mana yang membuat seorang mudah berprasangka. Sementara pendapat menyebutkan bahwa orang berintelegensi tinggi lebih sukar untuk bersikap berprasangka. Karena orang orang macam ini bersifat dan bersifat kritis. Tetapi fakta fakta dalam kehidupan sehari hari menunjukan bahwa mereka yang tergolong dalam jajaran kamu cendikiawan, bahkan juga para pemimpin dan negarawan juga bisa berprasangka. Kondisi lingkungan/wilayah yang tidak mapan pun cukup beralasan untuk dapat menimbulkan prasangka suatu individu atau kelompok sosial tertentu. Dalam kondisi persaingan untuk mencapai akumulasi material tertentu atau untuk meraih status sosial bagi suatu individu atau kelompok sosial tertentu pada suatu lingkunga/wilayah di mana norma norma dan tata hukum dalam kondisi goyah dapat merangsang munculnya prasangka dan diskriminasi. Antara prasangka dan diskriminasi dapat di bedakan dengan jelas. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjuk kepada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari hari sikap berprasangka dan diskriminasi seloah olah menyatu tidak dapat di pisahkan. Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang di ambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang di dengar. Lebih lebih lagi bila sikap berprasangka itu muncul dari pikiran sepintas, untuk kemudian di simpulkan dan di buat pukul rata sebagai sifat dari seluruh anggota kelompok sosial tertentu. Apabila muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, atau terhadap suatu suku bangsa, kelompok etnis tertentu bisa jadi akan menimbulkan pertentangan pertentangan sosial yang lebih luas.

c.      SEBAB SEBAB TIMBULNYA PRASANGKA DAN DISKRIMINASI :
a)     Berlatar belakang sejarah
b)     Di latar belakangi oleh perkembangan sosio cultural dan situasional
c)     Bersumber dari faktor kepribadian d.
d)     Berlatar belakang dari perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama

d.     USAHA MENGURANGI/MENGHILANGKAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
a)     Perbaikan kondisi sosial ekonomi
       Pemerataan pembangunan dan usaha peningkatan pendapatan bagi warga negara Indonesian yang masih tergolobg di bawah garis kemiskinan akan mengurangi adanya kesenjangan kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin. Melalui pelaksanaan pelaksanaan program program pembangunan yang mantap dan di dukung oleh lembaga lembaga ekonomi pedesaan seperti BUUD dan KUD. Juga melalui program kredir candak kulak (KCK), kredit modal kerja permanen (KMKP) dan dalam sector pertanian.
b)     Perluasan kesempatan belajar
       Adanya usaha usaha pemerintah dalam perluasan kesempatan belajar bagi seluruh warga negara Indonesia, paling tidak dapat mengurangi prasangka bahwa program pendidikan, terutama pendidikan tinggi hanya dapat di nikmati oleh kalangan masyarakat menengah dan kalangan atas. Untuk mencapai jenjang pendidikan tertentu di perguruan tinggi memang mahal. Untuk mencapai jenjang pendidikan tertentu selain harus memiliki kemampuan otak, juga harus punya modal. Bagi mereka yang memiliki keduanya, sungguh saat beruntung. Jika dapat mencapai prestasi tinggi dan dapat di pertahankan secara konsisten, beasiswa yang aneka ragam itu dapat di raih dan kantong pun tidak akan kering kerontang. Dengan memberi kesempatan luas untuk mencapai tingkat pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi bagi seluruh warga negara Indonesia tanpa kecuali prasangka dan perasaan tidak adil pada sector pendidikan cepat atau lambat aka hilang lenyap.
c)         Berbagai ideologi secara historis pernah mendapat tempat dan berkiprah di republik ini, bukan mustahil akan mengambil manfaat kemajemukan kultur, status, dan kelas masyarakat. Apa lagi dalam suasana transisi masa satu asas, berbagai pengaruh dan kemungkinan itu tidak boleh di remehkan begitu saja. Sesungguhnya idealisme paham kebangsaan yang mencanangkan persatuan dan kemerdekaan telah menumbuhkan sikap kesepakatan, solidaritas dan loyalitas yang tinggi. Upaya menjalin komunikasi dua arah kerena masing masing berniat membuka diri untuk berdialog antar golongan, antar kelompok sosial yang di duga berprasangka dengan tujuan membina kesatuan dan persatuan bangsa adalah suatu cara yang sungguh bijaksana.

e.      ETHNOSENTRISME
            Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki cirri khas kebudayaan yang sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa, ras tersebut dalam kehidupan sehari hari bertingkah laku sejalan dengan norma norma, nilai nilai yang terkandung dan tersifat dalam kebudayaan tersebut. Segala yang berbeda dengan kurang baik, kurang estetis, bertentangan dengan kodrat alam dan sebagainya. Hal hal tersebut di atas di kenal sebagai ethnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai nilai dan norma norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutalk dan di pergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
3.     PERTENTANGAN PERTENTANGAN SOSIAL/KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
    Konflik mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa di bayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Ciri cirri dari situasi konflik yaitu :
1.     Terdapatnya dua atau lebih unit unit atau bagian bagian yang terlibat di dalam konflik
2.     Unit unit tersebut mempunyai perbedaan perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah dan nilai
3.     Terdapatnya interaksi di antara bagian bagian yang mempunyai perbedaan tersebut
    Konflik mungkin realistis maupun tidak realistis. Konflik yang realistis terkait dengan tujuan rasional dan konflik terjadi berkenaan atau merupakan kelengkapan untuk pencapaian tujuan. Dalam konflik yang tidak realistis, konflik tersebut merupakan tujuan itu sendiri.
 Ada pun cara pemecahan konflik konflik tersebut adalah :
a)     Elimination yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat
b)     Subjugation atau domination yaitu pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang untuk mentaatinya.
c)     Majority rule yaitu suara terbanyak yang di tentukan dengan voting, akan menentukan keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.


4.     GOLONGAN GOLONGAN YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
a.      Masyarakat majemuk dan nasion Indonesia
   Masyarakat majemuk yaitu suatu masyarakat negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang di persatukan oleh kekuatan nasional yaitu berwujud negara Indonesia.
b.     Integrasi
   Penduduk Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terikat oleh satu sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan.
Sistem kebudayaan yang ada di Indonesia :
1.          Sistem kebudayaan daerah
2.          Sistem kebudayaan agama
3.          Sistem kebudayaan nasional
4.          Sistem kebudayaan asing

c.   Integrasi sosial
   Dapat di artikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarkat mulai dari individu, keluarga, lembaga dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan persenyawaan berupa adanya consensus nilai nilai yang sama sama di junjung tinggi. Dalan hal ini terjadi akomodasi, asimilasi, dan berkurangnya prasangka prasangka di antara anggota masyarakat secara keseluruhan. Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan. Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi masyarakat pada masyarakat majemuk di lakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka.

5.     INTEGRASI NASIONAL

 Merupakan masalah yang di alami oleh semua negara atau nation yang di hadapinya. Beberapa negara yang berdiri setelah perang dunia II ternyata banyak yang tidak mampu mengintegrasikan berbagai golongan dalam masyarakatnya.
Menghadapi masalah integrasi ini sebenernya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang di hadapi berbeda dan latar belakang sosio cultural nation state yang berbeda pula. Sehingga masalah integrasi ini cenderung di selesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan. Ada yang menempuh jalan kekerasan dan ada yang menempuh strategi politik yang lebih lunak.

a)     Beberapa permasalahan integrasi nasional

Permasalahan utama yang di hadapi dalam integrasi nasional ini adalah cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata

lain masalah integrasi nasional ini pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideology.

Permasalahan kedua, permasalahan yang di timbulkan oleh kondisi masyarakat majemuk, yang terdiri dari dari berbagai kelompok etnis baik di antara penduduk pribumi maupun keturunan asing.

Permasalahan ke tiga adalah masalah territorial daerah yang sering kali berjarak cukup jauh. Lebih leibih Indonesia yang berbentuk negara kepulauan  merupakan arus lalu lintas dua benua dua samudra. Kondisi ini akan lebih mempererat rasa solidaritas kelompok etnis tertentu.

a)     Upaya pendekatan
       Di samping perbedaan golongan itu sendiri mempunyai potensi untuk menuju ke arah integrasi dengan sistem silang menyilang yang akan melahirkan pelapisan sosial yang saling silang menyilang atau paling tidak akan membuat konflik tidak telalu tajam. Maka di usahakan pula langkah langkah yang lebih sistematis dan operasional.
b)     Integrasi nasional dalam perspektif

Integrasi sosial sebagai cita cita suatu nasional maupun cita cita negara akan dapat terwujud atau paling tidak menekan kemungkinan permasalahan yang timbul dengan berbagai usaha yang mendukung potensi masyarakat untuk berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem cross cutting affiliation.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar